Adsense Indonesia
Follow Indonesiabaru on Twitter

Senin, 11 Januari 2010

Auxiliary Ventilation Systems: Sistem Ventilasi Bantu di Tambang Bawah Tanah untuk Bukaan Buntu

Aux Vent Systm

Aux Vent Systems

Auxiliary ventilation (ventilasi bantu) mengacu pada sistem ventilasi yang digunakan untuk memasok udara ke permuka kerja (working face).

Permuka kerja adalah bukaan yang dibuat sebagai bagian pengembangan terowongan. Permuka kerja belum terhubung dengan terowongan lain sehingga hanya berbentuk serupa bukaan buntu (blind heading).

Ventilasi bantu mesti dirancang secara mandiri dari sistem ventilasi utama sehingga tidak akan mempengaruhi aliran udara keseluruhan di tambang bawah tanah.

Ventilasi bantu mempunyai peran penting untuk menjamin sirkulasi udara di bukaan buntu. Dengan berbagai alat berat diesel yang beroperasi di permuka kerja, akan meningkat pula emisi gas buang, panas, dan partikel-partikel diesel ke udara. Pasokan udara oleh ventilasi bantu harus mampu melarutkan semua emisi tersebut sekaligus menyuplai oksigen yang cukup buat pekerja.

Forcing, exhausting, and overlap systems

Gambar 1 dan 2 merupakan ilustrasi dari dua jenis sistem ventilasi bantu: forcing (hembus) dan exhausting (hisap). Jenis mana yang akan dipilih tergantung pada jumlah polutan, debu, gas, dan tingkat panas di permuka kerja.

Gbr. 1 Forcing Systems
Gbr. 1 Forcing Systems

Sistem hembus (forcing system) akan memberikan hembusan udara bertekanan positif ke permuka kerja. Tekanan positif berarti aliran udara ini mempunyai tekanan lebih besar dibanding udara di atmosfir. Karena bertekanan positif, maka dapat digunakan flexible duct (pipa/saluran ventilasi fleksibel). Pipa/saluran ventilasi ini menghubungkan fan (kipas) dengan permuka kerja sebagaimana terlihat pada gambar.

Kelemahan terbesar sistem hembus, seluruh permuka kerja akan teraliri dengan udara kotor seperti ditunjukkan dengan tanda panah berwarna merah (panah biru menunjukkan aliran udara bersih). Disebut udara kotor karena semua gas dan emisi lain di sepanjang bukaan telah terlarut dalam aliran udara ini.

Gbr. 2 Exhausting Systems
Gbr. 2 Exhausting Systems

Untuk kondisi dimana debu menjadi perhatian utama, exhausting system (system hisap) akan lebih disukai. Dengan sistem ini, udara kotor tidak lagi mengalir di sepanjang bukaan, melainkan terhisap masuk ke duct (pipa/saluran ventilasi).

Berkebalikan dengan sistem hembus, sistem hisap akan memberikan aliran udara negatif. Itu sebab, dibutuhkan pipa/saluran ventilasi dari bahan yang rigid. Pipa/saluran ventilasi fleksibel tidak dapat digunakan karena akan kempot ketika dihisap oleh fan (lihat arah tanda panah).

Gbr. 3 Overlap Systems
Gbr. 3 Overlap Systems

Dari ulasan sebelumnya jelas terlihat bahwa tiap sistem punya kelebihan sekaligus kekurangan masing-masing. Berdasarkan hal ini, dikembangkan sistem ketiga yang merupakan gabungan sistem hembus dan hisap.

Sistem gabungan ini disebut sebagai overlap system seperti ditunjukkan pada gambar 3. Sistem ini umumnya diterapkan pada bukaan panjang dengan ukuran lebih dari 500 m.

Overlap system membutuhkan 2 fan (kipas). Dua kipas ini akan memberikan tenaga lebih untuk memasok udara di bukaan-bukaan panjang tersebut.

Artikel Terkait



0 komentar:

Posting Komentar

manusia gda yang sempurna, jadi mohon maaf kalo ada kekurangan, jd mhon berikan komentar buat blog ini biar bisa membangun..