Adsense Indonesia
Follow Indonesiabaru on Twitter

Minggu, 22 November 2009

Coal, Batubara

Batubara merupakan suatu campuran padatan yang heterogen dan terdapat dialam dalam tingkat (grade) yang berbeda mulai dari lignit, subbitumine, antrasit. Berdasarkan atas kandungan zat terbang (volatil matter) dan besarnya kalori panas yang dihasilkan batubara dibagi menjadi 9 kelas utama.


Dalam perdagangan dikenal istilah Hard Coal dan brown Coal. Hard Coal adalah jenis batubara yang menghasilkan gross kalori lebih dari 5.700 kcal/kg dan dibagi :
a. Kandungaan zat terbang (volatile matter) hingga 33 %, termasuk klas 1-5.
b. Kandungan zat terbang (volatile matter) lebih besar 33 %, termasuk klas 6-9.
Hard coal merupakan jenis batubara dengan hasil kalori yang lebih tinggi dibandingkan dengan bitumine / subbitumine dan lignit (brown coal).

Sifat batubara jenis Antrasit :

1. Warna hitam sangat mengkilat dan kompak
2. Nilai kalor sangat tinggi, kandungan karbon sangat tinggi.
3. Kandungan air sangat sedikit.
4. Kandungan abu sangat sedikit.
5. Kandungan sulfur sangat sedikit.

Sifat batubara jenis bitumine / subbitumine :

1. Warna hitam mengkilat, kurang kompak.
2. Nilai kalor tinggi, kandungan karbon relatif tinggi.
3. Kandungan air sedikit.
4. Kandungan abu sedikit.
5. Kandungan sulfur sedikit.

Sifat batubara jenis lignit (brown coal) :

1. Warna hitam, sangat rapuh.
2. Nilai kalor rendah, kandungan karbon sedikit.
3. Kandungan air tinggi.
4. Kandungan abu banyak.
5. Kandungan sulfur banyak.
Sifat-sifat batubara dapat dilihat dengan analisa sebagai berikut :

a. Analisa Proksimate, terdiri dari :

1. Lengas (moisture) yang berupa lengas bebas (free moisture), lengas bawaan (inherent moisture), Lengas total (total moisture)
2. Kadar Abu (ash)
3. Carbon (Fixed carbon)
4. Zat terbang (volatile matter)

b. Analisa Ultimate, terdiri dari analisa unsur C, H, O, N, S, P dan Cl
c. Nilai kalor, terdapat 2 macam nilai kalor yaitu :

1. Nilai kalor net (net calorific value atau low heating value), yaitu nilai kalor pembakaran dimana semua air (H2O) dihitung dalam keadaan ujjud gas.

2. Nilai kalor gross (grosses calorific value atau high heating value), yaitu nilai kalor pembakaran dimana semua air (H2O) dihitung dalam keadaan ujud cair. Nilai kalor ini dinyatakan dalam cal/gram, Btu/lb atau Mj/kg.

d. Total sulfur

Sulfur atau belerang dalam batubara dapat dijumpai sebagai mineral pirit, markasit, calsium sulfat atau belerang organik yang pada saat pembakaran akan berubah menjadi SO2.

e. Analisa abu

Abu yang terjadi pada pembakaran batubara akan membentuk oksida-oksida sebagai berikut : SiO2, Al2O3, Fe2O3, TiO2, Mn3O4, CaO, MgO, Na2O, K2O. Abu inilah yang terutama akan secara padatan bercampur dengan klinker (pada industri semen) dan akan mempengaruhi kualitas semen.

f. Indeks gerus (Hardgrove Index)

Merupakan suatu bilangan yang dapat menunjukan mudah atau tidaknya batubara digerus menjadi bahan bakar serbuk. Makin kecil bilangannya makin keras keadaan batubaranya. Harga hardgrove index untuk batubara Indonesia berkisar antara 35-60.

g. Sifat batubara kaitannya dengan volatile matter
Sesuai dengan sifatnya, batubara umumnya dibagi atas 4 macam :

1. Antrasit, mengandung sedikit volatile matter
2. Bitumine, mengandung medium volatile matter
3. Lignit, mengandung banyak volatile matter
4. Gambut (peat).

Hubungan jenis batubara dan pembakaran :
Jenis
Volatile matter
Nyala
Suhu
Keterangan
Antrasitsedikit
Lebih panjangRelatif pendek
Tak disukai, walapun nilai kalor tinggi
BituminecukupPendek
Tinggi
Disukai
SubbituminebanyakLebih panjang
Relatif rendah
Tak disukai
Lignitbanyak -Relatif rendah
Tak disukai
(sumber: Batubara & Gambut, Ir. Sukandarrumidi, MSc. Ph.D)

Artikel Terkait



1 komentar:

nula mengatakan...

Hi there...
This is really an awesome blog :) you share so many things here...and it's not so difficult to figure it out .. thanks so much. Keep sharing :)

Posting Komentar

manusia gda yang sempurna, jadi mohon maaf kalo ada kekurangan, jd mhon berikan komentar buat blog ini biar bisa membangun..